Thursday 30 October 2025 - 08:31
Akhlak Hidup | Lidah (Lisan): Sebuah Sarana Menuju Keselamatan Abadi atau Jurang Kebinasaan?

Hawzah/ Lisan (Lidah) adalah anggota tubuh yang kecil tetapi sangat penting. Jika ia lepas dari kendali akal, tidak hanya akan menghancurkan martabat manusia, tetapi juga mengeraskan dan menggelapkan hati. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) memperingatkan: "Barangsiapa yang menjadikan lidahnya sebagai penguasa atas dirinya, maka martabatnya akan menjadi hina."

Berita Hawzah – Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) dalam Nahj al-Balaghah bersabda tentang pentingnya mengendalikan lidah (lisan):

هَانَتْ عَلَیْهِ نَفْسُهُ مَنْ أَمَّرَ عَلَیْهَا لِسَانَه¹

"Barangsiapa yang menjadikan lidahnya sebagai penguasa atas dirinya, maka martabatnya akan menjadi hina."

Penjelasan:

Semua anggota tubuh manusia harus tunduk melayani akalnya. Jika satu anggota tubuh lepas dari kendali dan penguasaan akal, ia akan mendatangkan kerugian duniawi dan ukhrawi yang besar.

Di antara semua anggota tubuh, lidah adalah yang paling rentan tergelincir. Anggota tubuh yang apabila lepas dari kendali akal, akan meninggalkan reruntuhan moral dan spiritual yang sangat besar.

Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad (as) dalam sebuah hadis menggambarkan lisan sebagai berikut:

إِنَّ لِسَانَ اِبْنِ آدَمَ یُشْرِفُ کُلَّ یَوْمٍ عَلَی جَوَارِحِهِ فَیَقُولُ کَیْفَ أَصْبَحْتُمْ فَیَقُولُونَ بِخَیْرٍ إِنْ تَرَکْتَنَا وَ یَقُولُونَ اَللَّهَ اَللَّهَ فِینَا وَ یُنَاشِدُونَهُ وَ یَقُولُونَ إِنَّمَا نُثَابُ بِکَ وَ نُعَاقَبُ بِکَ²

"Sesungguhnya lidah anak Adam setiap hari mendatangi seluruh anggota tubuhnya dan bertanya, 'Bagaimana keadaan kalian pagi ini?'. Mereka menjawab, 'Kami dalam keadaan baik, jika engkau meninggalkan kami (tidak menyakiti kami). 'Mereka berkata, 'Bertakwalah kepada Allah, dan jangan campuri urusan kami!' Mereka memohon dan bersumpah kepadanya (lidah), seraya berkata, 'Sesungguhnya kami hanya diberi pahala karena karena-mu dan kami juga dihukum karena-mu.'"

Oleh karena itu, peringatan Amirul Mukminin (as) tentang bahaya "penguasaan lidah (lisan)" harus ditanggapi dengan serius. Pengendalian lidah harus diserahkan kepada akal dan akal yang akan menggunakannya untuk (meraih) tujuan-tujuan Ilahi. Karena jika digunakan di luar jalan Allah swt, tidak hanya lidah itu sendiri, tetapi seluruh anggota tubuh lainnya akan menjadi keras dan gelap.

Isa al-Masih (as) bersabda berkenaan dengan hal ini:

لا تُکثِرُوا الکَلامَ فی غَیرِ ذِکرِ اللهِ؛ فإنَّ الَّذینَ یُکثِرُونَ الکلامَ فی غَیرِ ذِکرِ اللهِ قاسِیَةٌ قُلُوبُهُم ولکِن لا یَعلَمُونَ³

"Janganlah banyak bicara selain dalam mengingat (dzikir) Allah. Karena sesungguhnya orang-orang yang banyak bicara selain mengingat Allah, hati mereka akan menjadi keras, tetapi mereka tidak menyadarinya."

Oleh karena itu, kita harus menguasai lidah kita, agar tidak menyesal sebagaimana sabda Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as):

اِعلَمُوا اَیُّهَا النَّاسُ اَنَّهُ مَن لَم یَملِکُ لِسانَهُ، یَندَم⁴

"Ketahuilah, wahai manusia! Sesungguhnya barangsiapa yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, ia akan menyesal." ⁴

"Barangsiapa yang banyak bicara (sia-sia), hilang harga diri-Nya di mata manusia." ⁵

Catatan Kaki:

1. Nahj al-Balāghah, Hikmah ke-2.
2. Al-Khiṣāl, Jilid 1, Halaman 5.
3. Al-Kāfī, Jilid 2, Halaman 114.
4. Biḥār al-Anwār, Jilid 74, Halaman 280.
5. Ferdowsi (penyair epik Persia, penulis Shahnameh).

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha